2.14.2014

BACKPACKER TO BALI

Setelah kurang lebih 6 bulan harus berkutat dengan tugas-tugas perkuliahan akhirnya tiba juga liburan yang ditunggu-tunggu. Liburan semester kali ini adalah liburan pertama selama saya kuliah di Surabaya. Rasanya tidak afdhol jika saya tidak memanfaatkan liburan kali ini untuk jalan-jalan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk pulang kampung, karena memang liburnya yang cukup lama. Setelah berdiskusi dengan seorang teman bernama Hadi yang sama-sama berasal dari kalimantan kami akhirnya memutuskan untuk liburan ke Bali (lebih tepatnya backpackeran ke Bali), tempat yang sering dijadikan destinasi liburan oleh para tourist di dunia. Lets go...
Untuk transportasi menuju Bali, kami memutuskan untuk menggunakan jasa PT. KAI (Kereta Api Indonesia). Emang bisa ya? Surabaya dan Bali kan tidak sepulau? Itu juga yang terbesit dipikiran saya ketika melihat rute tersebut ketika browsing di internet. Ternyata memang benar PT. KAI menyediakan rute Surabaya-Denpasar, akan tetapi kereta api hanya mengantarkan sampai stasiun Banyuwangi saja, kemudian dilanjutkan naik bus DAMRI yang telah disediakan PT. KAI untuk menuju Bali. Nama kereta api dengan rute tersebut adalah Mutiara Timur Siang dan Mutiara Timur Malam.
Hari selasa, tanggal 21 Januari 2014 tiba waktunya berangkat ke Bali sesuai dengan rencana. Tiket sudah dibeli sebelumnya dengan harga Rp. 165.000 dengan jadwal keberangkatan pukul 09.00 WIB dengan kereta api Mutiara Timur Siang. Pukul 08.30 WIB (sebenarnya lebih dikit sih, biasa ngaret) kami berangkat dari kost yang berlokasi di keputih utara menggunakan taxi. Lumayan buru-buru, akhirnya sampai distasiun tepat waktu. Tanpa menunggu lama kereta kami berangkat (meskipun ngaret juga,, hehe), dan akhirnya keinginana saya untuk merasakan bagaimana rasanya naik kereta api terwujud. Yeey! (maklum di Kalimantan belum ada yang begituan).

Di dalam kereta api

Untuk mencapai stasiun Banyuwangi yang merupakan stasiun pemberhentian terakhir diperlukan waktu sekitar 6 jam, sehingga amat sangat disarankan untuk membawa bekal makanan yang banyak (saran dari teman yang lebih berpengalaman dalam hal naik kereta api). Jangan kawatir jika ternyata lupa atau terlanjur tidak membawa bekal makanan, karena di dalam kereta ada petugas yang bertugas sebagai penjual makanan (ga tau termasuk dalam klasifikasi tugas apa bukan), namun tau sendiri kan alasan kenapa membawa makanan sendiri lebih baik (kan judulnya backpackeran). Setelah berjuk ijak ijuk selama 6 jam (lebih sedikit) akhirnya sampai juga di stasiun Banyuwangi. Saatnya untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus DAMRI.
Sekarang waktunya menyebrangi selat Bali menuju pelabuhan Gilimanuk. Waktu yang ditempuh sekitar 1 jam. Selama naik feri penyebrangan kami memutuskan untuk keluar dari bus dan naik ke lantai 2 untuk menikmati suasana sore hari di selat Bali. Walaupun cuaca sore agak mendung tetapi tidak mengurangi keindahan alam yang diberikan oleh Allah SWT, alhamdulillah.

Selat Bali

Narsis dikit di atas feri menuju pelabuhan Gilimanuk

Setelah sampai di pelabuhan Gilimanuk, perjalanan dilanjutkan. Tetapi sebelumnya ada satu syarat yang harus dipenuhi sebelum memasuki wilayah Bali yaitu untuk penumpang lokal harus menunjukan KTP pada petugas yang melakukan pemeriksaan. Setelah pemeriksaan selesai, bus melanjutkan perjalanannya. Selama kurang lebih 4 jam, akhirnya kami sampai di suatu tempat yang gelap (ya eyalah, kan malam). Dan ternyata diluar dugaan dan perkiraan, bus yang katanya (dari hasil browsing) berhenti di terminal ubung ternyata tidak. Kita diberhentikan di sebuah stasiun di Mengwi (nama yang diketahui setelah dicek di GPS). Memang ternyata ini merupakan peraturan baru semenjak terminal Mengwi beroperasi, tapi tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari PT. KAI kepada kami yang termasuk kategori penumpang newbie. Sempat bingung karena ditelantarkan di Mengwi malam-malam, terbesit dipikiran kami untuk menginap di mesjid atau musholla tetapi yang banyak terlihat hanya pura-pura dengan ukiran yang "artistik". Tetapi dengan tekad yang pantang untuk menyerah (halah), akhirnya kami menemukan sebuah penginapan (lupa namanya) yang lumayan bagus suasana dan harga tentunya yaitu Rp. 100.000 dan letaknya juga tidak jauh dari stasiun Mengwi. Dan tiba juga waktu untuk melepaskan penat seharian dan memikirkan petualangan untuk esok harinya, pagi pertama di Bali.

Istirahat di penginapan

Nih temen gue narsis di halaman penginapan sebelum memulai petualangan

5 comments:

  1. Pengalaman seru ane backpackeran ke Bali gan ...
    http://aughes.blogspot.com/2014/05/backpackeran-ke-bali-9-12-mei-2014-1.html

    ReplyDelete
  2. Keren mqs, smoga ntar sy jg bsa backpackeran ke bali :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin, pasti bisa kok g perlu prepare yg muluk2... Ad uang yg ckup lgsung aj

      Delete

Silahkan tinggalkan komentar jika perlu....