9.28.2010

NASIB SI KEPALA BUNDAR DI DANAU SEMAYANG


Gambar Pesut (Orcaella brevirostris)

Dahulu pesut banyak terlihat berenang di kawasan danau Semayang, tetapi sekarang pesut menjadi satwa langka. Sekarang tidak pernah terlihat lagi sosok satwa berkepala bundar ini berenang di kawasan danau Semayang. Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan ikan paus yang hidup di laut, pesut hidup di sungai-sungai daerah tropis. Habitat hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai di perairan Sungai Mahakam, danau Jempang, danau Semayang dan danau Melintang.


Populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu-lintas perairan sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian pesut Mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam.


Danau Semayang yang berada di wilayah kecamatan Kenohan merupakan tipe danau paparan banjir (flood plain). Naik turunnya (fluktuasi) air danau Semayang dipengaruhi besar oleh sungai Mahakam yang terbentang di Kalimantan Timur. Peningkatan volume air yang dibawa sungai Mahakam menghasilkan luapan yang akan mengakibatkan tergenangnya daerah paparan banjir. Danau Semayang akan terlihat surut ketika musim kemarau tiba, dan sebagian besar daerah paparan banjir ini akan terlihat kering. Dasar danau yang berupa dataran yang landai dan berupa hamparan merupakan potensi berkembangnya tumbuhan air.


Danau Semayang merupakan satu perairan khas yang berfungsi sebagai wilayah peralihan danau-sungai dengan keanekaragaman ikan air tawar yang tinggi. Danau semayang merupakan wilayah sebaran Pesut (Orcaella brevirostris) yakni satu jenis mammalia air tawar yang langka. Menurut penelitian, 30 jenis ikan ditemukan di wilayah danau Semayang yang masing-masing memiliki keragaman jenis pakannya. Sebagai wilayah sebaran pesut, danau Semayang telah menyediakan sumber pakan yang berupa ikan yang cukup melimpah. 


Pada saat kemarau, beberapa bagian dari badan danau menjadi dangkal, yang memberikan peluang berkembangnya tumbuhan air. Perkembangan tumbuhan air yang pesat dikhawatirkan menyebabkan laju pendangkalan di danau. Tumbuhan air mempercepat laju penguapan air danau. Tumbuhan air akan berkembang secara pesat saat air dangkal, kemudian akan mati saat permukaan air danau merangkak naik dan menumpuk di dasar danau. Lajunya pendangkalan daerah perairan akan mnyebabkan munculnya masalah terhadap populasi Pesut, karena wilayah geraknya akan terbatasi. Semakin sempit ruang gerak Pesut, peluang untuk terluka akibat hantaman transportasi air akan semakin besar mengingat wilayah curam dasar danau Semayang hanya sedikit, terutama di bagian alur-alur transportasi yang menghubungkan danau Melintang dari arah selatan dan danau Semayang dari utara yang bergabung menuju sungai Pela. Selain penumpukan tumbuhan air di dasar danau, pendangkalan danau juga disebabkan oleh pengaruh erosi dari hulu sungai Mahakam.


Fluktuasi muka air danau Semayang dan kedalaman danau yang relatif kecil, akan membatasi ruang gerak Pesut. Pesut biasanya berada di perairan dengan kedalaman minimal 6 meter. Pada saat musim air surut, kondisi alur sungai di danau Semayang yang menghubungkan danau melintang dengan Pela juga relatif dangkal. Dengan demikian, populasi Pesut yang ada di Melintang akan terisolasi dari populasi Pesut di sungai Pela dan sungai Mahakam pada umumnya. Keterisolasian pesut di Melintang ini sering menjadi isu berita terjebaknya pesut tersebut karena pendangkalan danau.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar jika perlu....